Keindahan Nama Allah Secara Linguistik Menurut Helen Mahasiswi Spanyol

27 December 2024 6

Penulis: Media Yusro

Image

Keindahan Nama Allah: Kisah Inspiratif dari Helen, Mahasiswi Spanyol


Artikel By: Media Yusro


Di sebuah kelas bahasa Arab di Universiti Yarmouk, Jordan, terjadi momen yang membekas di hati para mahasiswa. Dalam kelas tahun kedua yang diampu oleh Profesor Fakhry Kattaneh, pertanyaan tentang keindahan dan keajaiban linguistik nama Allah membuat suasana hening.


Tak seorang pun dari mahasiswa yang berani mengangkat tangan, kecuali Helen, seorang wanita muda asal Spanyol beragama Kristian yang sedang mendalami bahasa Arab. Dengan fasih dan penuh keyakinan, Helen menjelaskan makna mendalam di balik nama Allah dari sudut linguistik dan spiritual.


Penjelasan Helen yang Menggetarkan


Helen memulai dengan mengatakan bahwa nama Allah adalah nama paling indah yang pernah ia pelajari dalam bahasa Arab. Ia menjelaskan, "Nama ini memiliki melodi unik, karena bunyinya berasal dari bagian belakang tenggorokan, bukan dari bibir. Nama Allah tidak memerlukan pergerakan bibir untuk diucapkan, karena hurufnya tidak memiliki titik."


Ia kemudian menantang para mahasiswa untuk mencoba menyebutkan nama Allah dan menyadari bahwa nama tersebut dapat diucapkan tanpa pergerakan bibir. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa seseorang dapat mengingat Allah bahkan tanpa terlihat oleh orang lain.


Keajaiban Huruf-Huruf Nama Allah


Helen melanjutkan dengan menyoroti keajaiban nama Allah. "Jika beberapa huruf nama Allah dihapus, maknanya tetap tidak berubah," katanya.


Jika huruf alif dihapus, nama tersebut menjadi Lillah (milik Allah), seperti dalam ayat:

Hanya milik Allah nama-nama yang indah, maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu.


Jika alif dan lam pertama dihapus, menjadi Lahu (milik-Nya), seperti dalam ayat:

Milik-Nya segala yang ada di langit dan di bumi.


Jika hanya menyisakan huruf terakhir, menjadi Hu (Dia), tetap merujuk kepada Allah, seperti dalam ayat:

Dia-lah yang tiada Tuhan selain Dia.


Jika hanya lam pertama dihapus, nama tersebut menjadi Ilah (Tuhan), seperti dalam kalimat tauhid:

Tiada Tuhan selain Allah.


Helen menutup penjelasannya dengan mengatakan bahwa para ulama telah lama mengkaji keindahan nama Allah. Bahkan, susunan huruf dalam kalimat tauhid, La ilaha illa Allah, dirancang sedemikian rupa agar mudah diucapkan oleh siapa pun, termasuk mereka yang sedang sekarat, tanpa perlu menggerakkan bibir.


Transformasi Helen


Kisah Helen tak berakhir di sana. Penjelasan dan pemahamannya yang mendalam tentang nama Allah akhirnya menuntunnya untuk memeluk Islam. Kini, ia dikenal sebagai Abida, yang berarti "wanita yang beribadah."


Sebagai seorang Muslimah baru, Helen mengingatkan pentingnya menyampaikan keindahan Islam kepada orang lain. Ia berkata, "Kita sering berbangga sebagai Muslim, tetapi gagal menjelaskan keindahan nama Allah. Semoga penjelasan ini menjadi pelajaran bagi kita semua."


Pesan yang Menginspirasi


Kisah ini menjadi pengingat bahwa ajaran Islam dapat menyentuh hati siapa saja yang mau mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Sebagai penutup, Helen mengutip sabda Rasulullah SAW:

"Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat."


Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk terus menyebarkan kebaikan dan keindahan Islam kepada sesama. Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya.


Bagian Artikel

Sub Artikel

Facebook Twitter WhatsApp
ujs

  • Alamat Email:
  • Telepon:
Struktur Organisasi
Media Edukasi
Member
Copyright UJS © 2025 - All Rights Reserved